TANGERANG
- Hasil kurang memuaskan yang dicatat Persita usai menghadapi PSPS
Pekanbaru, Sabtu (2/3) sore mendapat sorotan dari berbagai pihak. Hasil
imbang tanpa gol di Stadion Mashud Wisnusaputra, Kuningan, Jawa Barat
dinilai terjadi lebih karena faktor non teknis bukan karena kemampuan
pemain.
Penegasan
ini juga dinyatakan oleh Suhartopo, Direktur Teknis Persita yang
menurutnya permainan Luis Edmundo dkk tidak didukung faktor non teknis
pada diri pemain. Dalam hal ini adalah fighting spirit alias semangat
bertarung pemain dinilai jeblok.
Kendala
ini diungkap mantan pelatih Pra PON Banten di PON XVII tersebut membuat
penerapan teknik dan strategi yang diinginkan pelatih tak maksimal. Itu
terlihat saat menghadapi skuad asuhan Mundari Karya, pergerakan pemain
sangat terkesan sendiri-sendiri tanpa ada kesamaan tujuan.
"Hal
itu menunjukkan pemain tak semuanya tampil dengan semangat yang sama.
Meski beberapa pemain menunjukkan keinginan melakukan serangan tapi
pemain lain tidak itu semua melakukannya jadi percuma, ini yang saya
lihat pada pertandingan kemarin," ucap Suhartopo.
Bahkan
menurut mantan pelatih PS. Gajah Tunggal tersebut tak ada fighting
spirit yang sama membuat ketajaman lini depan untuk membobol gawang juga
mengalami penurunan. Padahal lanjut Suhartopo, kemampuan pemain Persita
untuk membobol gawang lawan dia lihat cukup baik.
Kendala
mental bertanding juga membuat kondisi fisik pemain Persita yang telah
lelah semakin terlihat loyo. Padahal jika pemain tim Ungu memiliki
mental bertanding atau fighting spirit, Suhartopo akan mengatasi faktor
'non teknis' dan stamina yang terkuras oleh jadwal.
Sisi
stamina yang kendor akibat jadwal yang padat inilah yang dikemukakan
jajaran pelatih Pendekar Cisadane sebagai penyebab utama hasil kurang
maksimal di enam laga terakhir. Dikemukakan asisten pelatih Persita,
Giman Nurjaman jadwal padat dialami Persita bukan kepalang tanggung.
Pemain
Persita sulit mendapat recovery (pemulihan stamina) yang baik selama
menjalani laga mulai tur Papua menghadapi Persidafon Dafonsoro, 31
Januari 2012. Pemulihan stamina pemain hanya berlangsung dalam kurun
waktu 3 sampai 4 hari.
"Bahkan
recovery pemain dilakukan sepanjang perjalanan, makanya sulit bagi kami
mendapat kebugaran yang 100 persen saat tampil di laga selanjutnya.
Contoh kemarin usai menghadapi tur Kalimantan jumpa Mitra Kukar (17/2)
lalu tiga hari kemudian jumpa Persisam (20/2), kami harus berangkat ke
Semarang menghadapi Persija (26/2) dan kembali ke Kuningan untuk jumpa
PSPS (2/3), ini tak baik buat pemain," tegas Giman.
Sementara
tim lain, kata Giman mendapat beberapa keistimewaan dalam hal jadwal.
Seperti Mitra Kukar, Persisam, Persija dan Persib. Untuk itu, Giman
mengaku jajaran pelatih akan mengevaluasi terkait jadwal pertandingan
yang ketat.
Bahkan
lanjut, Giman tak menutup kemungkinan pelatih meminta manajemen
melakukan perubahan jadwal Persita untuk 7 laga di putaran pertama.
"Karena dari jadwal yang ada jadwal buat Persita tetap ketat,"
tandasnya. (apw)
0 Komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !