Arena Persita News - Aliyudin, Gendut Doni, Nasuha, Ilham Jaya Kesuma, Zaenal Arif, Dan Rahmad Darmawan beberapa tahun silam sempat bertanding dan mengasah kemampuan di Benteng Stadium Tangerang. Dua Klub Seturu Sekota, Persita dan Persikota pun sempat menjadikan stadium yang menyerupai benteng kerajaan itu sebagai kandang mereka. Itu cerita dulu, beberapa tahun lalu. Kini Benteng Stadium hanya terlihat bangunan tua yang tak terurus. Rumput ilalang tumbuh di beberapa sudut dan banyak coretan menghiasi dinding stadium. Musim lalu, Persita dan Persikota bahkan hanya menggunakan stadion ini beberapa kali dan Persita Tangerang telah pindah kandang.
Meski stadium ini dinyatakan tidak layak standar nasional, perawatan stadium berkapisitas 20.000 penonton ini seperti di abaikan sama sekali.
"Kagak ada yang ngurus abisnya. Persita enggak, Persikota juge enggak, pihak lainnya juga enggak. Tengok aja sendiri. Kisruh KPSI-PSSI ya salah satu penyebabnya juga,"ujar Riswan Hasiholan.
"Memang stadion ini punya Pemkot dan Pemkab ( Pemerintah Kota dan Kabupaten ) tapi ya ga optimal perawatanya. Yang penting bisa dibuat main, itu aja" Lanjut pemuda yang mengaku pendukung fanatik tim Persikota itu.
Meski stadium ini tidak fasilitas penonton. Riswan tetap ingin satu-satunya stadion besar di kota tangerang dirawat dan dijaga. "Kalo bisa ya direnovasi. Jangan dibiarkan kayagini. Masa sih kota sebesar Tangerang yang pinggir Jakarta ga bisa bangun stadium yang layak. Siapa sih yang gak mau dikotanya berdiri stadion megah. Punya dua klub besar lagi (Persita dan Persikota),"Tambah Riswan soal nasib stadium itu.
Mirisnya lagi, di areal stadium ini pula Pengurus Cabang ( Pengcab ) PSSI Kota Tangerang berkantor. Jika dianologikan, PSSI sebagai organisasi tertinggi sepak bola indonesia terlihat seperti pengurus kebun yang membiarkan lahan garapnya.
Pengcab PSSI Kota Tangerang hanya bisa pasrah dan diam melihat rumahnya berkantor jadi kumuh dan sasaran keisengan orang-orang jahil. Pihak keamanan stadion bahkan tak terlihat di sekitar stadium.
Manajer umum Persikota H Mursyid juga sangat menyayangkan kondisi ini. Larangan menggunakan stadion menurutnya masih dapat di terima, hanya saja prlikau pembiaran dari pihak pengelola stadium tidak dapat diterima. Pemerintah sebagai pengelola selayaknya untuk merencanakan renovasi bangunan sehingga Tangerang punya arena tersendiri untuk mengekpresikan kegiatan olahraganya.
"Stadion Benteng itu punya banyak sejarah untuk masyarakat Tangerang. Ya, soal seringnya terjadi tawuran antar suporter kan biasa, ini bagian dari nuansa pertandingan. Pihak keamanan yang menagntisipasi. Aspirasinya, supaya stadium benteng ini direnovasi agar nantinya bisa digunakan klub-klub Tangerang. Ini kepentingan masyarakat Tangerang juga, bukan cuman insan sepakbola,"Ungkap Mursyid.
Mursyid juga mengisahkan, Persikota hingga kini belum tahu akan menggunakan stadion mana di kompetisi yang baru musim depan. Pastinya, Bayi Ajaibm Julukan Persikota, masih akan menumpang ke daerah lain. Meski pengeluaran klub di jamin tambah besar, hal ini harus dilaksanakan karena di kota tangerang berlum berdiri satu Stadium yang layak.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Tangerang diharapkan menjadikan pembangunan stadium Benteng sebagai salah satu program untuk di jalankan. ( AS )